Tag Archives: cerita keluarga

Belajar negoisasi dari penjual alat rumah tangga

Siang hari, 14 januari 2023 , tiba-tiba saya mendapat panggilan telepon dari Ibu dan waktu saya angkat terdengar suara sekitar agak rame, kemudian suara di seberang beberapa kali bilang tidak dengar tetapi dari saya cukup jelas sehingga saya berusaha bersuara agak keras, tetapi tetap saya tidak terdengar kemudian dimatikan, tentu agak sedikit panik karena tidak biasanya orang rumah langsung telepon, biasanya chat dulu sebelum telepon. tetapi beberapa saat kemudian ada panggilan kembali dari nomor Ibu dan bergegas saya angkat kembali, di sini suara sudah mulai jelas dan di seberang sudah dengar suara saya, dan mulailah mereka cerita kejadian apa yang membuat mereka berpikir untuk langsung telepon saya di hari sabtu yang sendu. Ternyata mereka mendapatkan hadiah karena memilih undian di stand peralatan rumah tangga yang ada di salah satu toserba kota kami. Awalnya bapak menjelaskan bahwa dapat undian berupa kompor listrik, panci dll. Belum sampai selesai cerita sudah saya potong dan bilang ga usah itu ngibulin, tetapi suara berubah menjadi Ibu saya dan kembali bercerita dan sampai bilang dia dapat undian yang jarang yaitu 3 item sekaligus dengan tegas saya bilang stop, tetapi tidak mempan untuk menghentikan penjelasan emak saya ini, beliau lanjut bercerita bahwa hadiah boleh di tebus setengahnya. dimana dari harga 4 juta karena undian bisa ditebus hanya 3jutaan dan karena emak saya sudah bilang ga punya uang, si penjual bilang boleh tebus setengah dengan harga 1jutaan dan setengahnya akan ditebus salesnya, kali ini saya jawab dengan nada agak tinggi, butuh ngga kompor? kompor listrik untuk apa? untuk diketahui di rumah sudah ada 2 dapur dengan masing – masing ada kompor dengan 2 tungku dan 1 kompor portable. di situ ibu saya ini udah agak turun antusias menceritakannya. karena tidak ada jawaban jadinya saya lanjut berbicara, saya bilang nanti kalau memang butuh beli kalau engga ya nggak usah. Saya juga menambahkan penjelasan, bahwa Ibu bukan menang undian tapi mereka cara jualannya memang seperti itu, tidak lama terdengar jawaban dari seberang bilang, ya udah nanti lagi, Ibu lagi belanja.

Sebagai anak yang berpengertian saya tau mungkin ibu saya masih belum puas dengan penjelasan saya, akhirnya saya searching harga kompor listrik di ecommerce dan muncul kompor listrik seharga 185rb , saya capture dan kirim WA tak lupa tambah caption kompor 100rban suruh tebus 1jutaan. setelah beberapa lama WA itu di jawab dengan awalan kata “hehe … “, menjadi penanda sudah kelar ini debatnya. Lagian menang undian suruh tebus aja udah aneh, apalagi harganya jauh lebih mahal mending sekalian beli yg branded dan jelas aftersalesnya.

Tetapi bukan itu sebenarnya yang menggelitik saya untuk menuliskan ini menjadi sebuah cerita di blog, sewaktu saya membuat kopi tiba-tiba terbesit pemikiran, jago juga itu metode jualnya, mungkin mereka mengadopsi konsep diplomasi tingkat tinggi dimana kedua belah pihak sama – sama merasa memenangkan sesuatu, penjual mendapatkan penjualan dan pembeli merasa menang undian yg karenanya merasa berhak mendapatkan harga murah meski kadang setelah beberapa waktu merasa ada yg kalah atau merasa di tipu (pembeli) tapi kesepakatan telah tercapai dan susah untuk di negoisasikan ulang

Demikian kisah weekend ini 🙂

Tagged , , ,